Cerita ini menceritakan tentang kisah cinta seorang gadis yang berumur 17 tahun, dia bernama Vyara. Vyara ini masih duduk di bangku SMA kelas 3 di salah satu sekolah negeri yang ada di Bandung.
Suatu hari di desa tempat ia tinggal, ada beberapa mahasiswa yang sedang menjalankan tugas kuliahnya di desa tersebut dalam waktu dua bulan. Kebetulan tempat yang mereka tempati selama disana lokasinya dekat dengan rumah Vyara. Merekapun sering melakukan aktivitas di sekitar tempat tinggal Vyara. Pada suatu ketika saat mereka mengadakan lomba dalam memperingati 17 agustus, kebetulan Vyara yang jarang keluar rumah itu menonton lomba tersebut. Dan salah satu mahasiswa perempuan menyapanya lalu mengajak dia ngobrol. Pada suatu malam, mahasiswa yang bernama Nirma itu datang ke rumah Vyara bersama seorang teman lelakinya yang juga melaksanakan tugas kuliah disana.
“Vyara, kenalin ni temen aku namanya Musa….”Kata Najwa memperkenalkan temannya pada Vyara. Lalu merekapun berkenalan. Musa ini orangnya sangat pendiam, dia bicaranya sangat pelan karena dia tippikal orang yang sangat lembut. Selama bertamu di rumah Vyara, Musa hanya diam saja. Jadi Vyarapun cuma ngobrol dengan Najwa. Pada sela-sela pembicaraan mereka, Najwa berkata “Vyara, ayo dong ajak kita maen ke tempat wisata yang ada di daerah sini…”. Lalu Vyarapun menanggapi ajakan Najwa “Iya kak, kalo kakak pengen jalan-jalan, kakak hubungin aku aja, ntar aku samperin ke posko kakak, aku ajak jalan-jalan kakak ke tempat wisata deket sini, di deket sini ada kok tempat wisata yang bagus”.
Suatu ketika disela-sela kegiatan mereka, mereka ingin menghilangkan kejenuhan dan meminta Vyara untuk menemani mereka jalan-jalan. Vyarapun mengajak mereka pergi ke suatu tempat wisata yang indah yaitu kawah putih. Merekapun berbonceng-boncengan untuk menuju ke lokasi tersebut, dan Vyara pun di boncengkan Musa dengan sepeda motornya. Selama perjalanan mereka tidak banyak bicara, karena Musa yang pendian dan Vyarapun tidak enak jika banyak bertanya pada Musa. Hanya sepatah dua patah kata untuk mengiringi perjalanan mereka. Tapi dari situ Vyara mulai terpesona oleh kelembutan cara bicara Musa. Sejak itu dia tak hentinya memikkirkan sosok Musa. Dia sangat penasaran dengan Musa, dan ingin selalu berjumpa dengannnya. Vyarapun jadi sering main ke posko mereka dengan alasan ingin bertemu Najwa, padahal tujuannya hanya ingin kenal lebih dekat dengan Musa. Suatu malam saat Vyara datang ke posko, kebetulan anak-anak itu sedang bermain gitar sambil bernyanyi-nyanyi. Dengan petikan gitar yang dibawakan oleh Musa Vyarapun semakin terpesona padanya. Apalagi dengan lagu cinta yang didendangkan olehnya. Vyarapun tidak kuasa menahan persaannya, sampai pada suatu ketika dia mencari tau tentang Musa pada Najwa. Dia bertanya-tanya tentang banyak hal pada Najwa, namun tak banyak informasi yang dia dapat, karena menurut Najwa, Musa adalah seorang lelaki yang tertutup. Tak banyak yang Najwa ketahui tentang Musa. Namun perjuangan Vyara tak hanya sampai disitu, semakin hari persaannya semakin menjadi, rasa suka yang telah ada itu lama-lama berubah menjadi rasa cinta. Setiap malam dia selalu sms Musa, kadang diapun menelphonnnya hanya sekedar ingin mendengar suara Musa. Keesokan harinya, saat Vyara akan berangkat sekolah, ternyata ban motornya bocor. Terpaksa dia naik angkot untuk berangkat sekolah, padahal dia sudah telat. Kebetulan saat Vyara menunggu datangnya angkot, Musa lewat depan rumahnya, akhirnya diantarkannya Vyara ke sekolah. Tentunya Vyara sangat bahagia, dan dia merasa perasaannya itu tidak bertepuk sebelah tangan. Apalagi saat Musa menawarkan untuk menjemputnya pulang sekolah nanti. Vyarapun tidak mau melewati kesempatan itu, ketika dia pulang sekolah, Vyara mengajaknya untuk jalan-jalan ke kawah putih, dan Musapun tidak menolaknya. Berbincang-bicanglah mereka di sana,”emm,,,kak, kakak udah punya pacar belum si?”Tanya Vyara walaupun dengan malu-malu. “Baru aja putus ra,emang kenapa?” jawab Musa sambil tersenyum. ”Gak kenapa-kenapa si,tanya aja,hehehe….”Vyara menjawab dengan hati gembira.
Seiring berjalannya waktu perasaan Vyara kepada Musapun semakin menggila, apalagi Musa terlihat memberi harapan pada Vyara. Tapi sebagai seorang wanita, Vyara tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya, dia hanya mampu menunjukkan dan berharap agar Musa menyambut cintanya. Sering kali Musa membelikannya cokelat, membuat perasaan Vyara tidak karuan. Namun apa boleh buat, dia hanya bisa menunggu dan tetap menunggu. Sampai pada suatu ketika sampailah pada hari terakhir mereka di desa tersebut. Mereka mengadakan perpisahan di desa itu, dan Vyarapun membantu mempersiapkan acara itu. Saat acara itu berlangsung, vyara tidak hadir, dia hanya merenung di dalam kamar dan kebingungan tidak tau apa yang harus dia lakukan. Karena sampai detik inipun Musa belum juga menyatakan cintanya pada Vyara. Lalu tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara handphonenya, ternyata itu dari Musa yang mengatakan ingin bertemu dengan Vyara. Vyarapun menunggu kedatangan Musa di depan rumahnya, tidak lama kemudian Musa datang dengan kado ditangannya. Jantung Vyarapun berdegup kencang, dia gugup bercampur senang. ”Ra,,, ini tanda terimakasih dari aku pribadi, karena selama ini kamu udah bantuin aku, kamu juga udah bikin aku merasa betah disini” ujar Musa sambil menatap Vyara. Vyarapun tersipu malu dan berkata” sama-sama kak, Vyara seneng kok nglakuin itu, tapi kakak gak usah ngasih apa-apa sama aku, aku seneng udah bisa kenal kakak”. Sambil mengusap rambut Vyara, Musa mengatakan “ Itu kenang-kenangan dari aku, biar kamu inget terus sama aku, dan jangan pernah lupain aku ya…”. Sayangnya perbincangan mereka hanya sampai disitu. Tak ada kejelasan apa-apa tentang hubungan mereka, sampai pada saat semua mahasiswa pulang ke Jakartapun Vyara tidak tahu sebenarnya seperti apa perasaan Musa pada Vyara.
Tapi ternyata hubungan mereka tidak hanya sampai disitu, sesampainya di Jakarta, Musa tetap menghubungi Vyara. Mereka tetap berkomunikasi lewat telephone, bahkan saat Musa berulang tahun pun Vyara mengucapkannya lewat telephone dan mengirimkan kado untuk Musa. Beberapa hari setelah itu, Vyara mendapat sms yang mengejutkan dari Musa, tiba-tiba Musa menyatakan cintanya pada Vyara, tidak puas hanya lewat sms, Vyara langsung menelphone Musa untuk mengkonfirmasinya. “Assalamualaikum,,,halo kakak, gimana kabar kakak?” sapa Vyara basa-basi pada Musa. “Baik, kamu gimana? Baik jugakan? Gimana dengan sekolah kamu? Oia, kadonya dah sampai, makasih ya…” kata Musa pada Vyara. “ Alhamdulillah aku baik kak, sekolah juga lancar, iya kak sama-sama, itu bukan apa-apa, kakak juga pernah ngasih kado buat aku. Emm,,, aku mau tanya sesuatu kak, tentang sms itu, maksutnya apa ya?” jawabnya. Musapun menjawab “ Ooo,,, itu? Emang maksut aku kurang jelas ya? Bagian mana yang kurang jelas?”. Vyara bingung menjawabnya “ Emm,,, yang mana ya?,,,,,ya semuanya kak, aku pengen nya kakak ngomong langsung”. Musapun menuruti kemauan Vyara, dia menyatakan langsung lewat telephone tentang perasaannya dan meminta Vyara untuk menjadi pacarnya, akhirnya merekapun jadian. Namun selang waktu berjalan mereka belum sempat bertemu, mereka hanya berhubungan lewat telephone karena jarak mereka yang lumayan jauh. Beberapa minggu kemudian Musa berkata pada Vyara bahwa dia akan menemui Vyara, dia akan datang ke Bandung. Vyara tentu sangat bahagia, dia langsung menyiapkan segala sesuatu untuk pertemuan mereka nanti. Dia membeli baju baru dan tidak lupa Vyara membeli sesuatu untuk Musa, sebagai tanda cintanya pada Musa, ia membelikan Musa sebuah kalung. Namun saat hari itu tiba, dan Vyara datang ke tempat yang sudah mereka sepakati, ternyata Musa tidak datang kesana. Vyara mencoba berulang kali menghubungi Musa, namun telephone-nya tidak diangkat. Malamnya Musa baru menghubungi Vyara, dia minta maaf tidak bisa datang karena sedang sibuk dengan rusan ukuliahnya, dan dia tidak sempat memberi kabar pada Vyara. Karena Vyara sangat mencintai Musa, diapun memaafkan Musa dan melupakan kejadian itu. Namun sejak itu, Musa jadi susah untuk dihubungi, dia mulai jarang balas sms Vyara dan tidak pernah mengangkat telephone-nya. Vyara mulai kebingungan, karena semakin hari dia semakin kehilangan kontak dengan Musa. Dia meminta tolong pada temannya untuk membantunya mencari Musa. Saat liburan semester, Vyara mengajak dua temannya untuk berlibur ke Jakarta sambil mencari Musa. Sesampainya di Jakarta mereka mulai mencari Musa ke kampusnya, namun mereka tidak dapat informasi apa-apa karena dari beberapa mahasiswa yang mereka tanyai tidak ada satupun yang mengenal Musa. Najwapun tidak bias di hubungi. Terpaksa mereka mencari alamat rumah Musa yang pernah diberikannya pada Vyara. Namun kali ini Vyara tidak ikut kesana karena dia jatuh sakit, Mely dan Sinta menyarankan agar Vyara istirahat. Setelah berkeliling di sekitar daerah yang ada pada alamat itu, akhirnya ketemu juga rumah yang ada pada alamat tersebut. Namun mereka bertanya-tanya, mengapa ada tenda biru di rumah itu? Siapa yang menikah?. Mereka bertanya pada tetangga Musa, dan ternyata yang menikah itu adalah Musa. Dan pernikahan tersebut berlangsung kemari. Mereka berdua kaget, dan tidak tau harus berbuat apa?. Merekapun pulang ke hotel tempat mereka berdua dan Vyara menginap. Vyara langsung bertanya pada Mely dan Sinta, namun Mely dan Sinta tidak menjawab karena bingung harus berkata apa pada Vyara. Mereka hanya bilang bahwa mereka sudah menemukan rumah Musa namun belum bertemu Musa karena Musa tidak ada di rumah. Keesokan harinya mereka berniat untuk kembali ke rumah itu dan menanyakan pada Musa apa yang sebenarnya terjadi?. Vyarapun ngotot ingin ikut, namun mereka berdua melarangnya karena kondisi Vyara yang belum sehat. Sesampainya di rumah Musa, akhirnya mereka berhasil menemui Musa dan menanyakan soal itu. Dan yang sangat mengecewakan, Musa menjawab bahwa dia baru saja menikah 2 hari yang lalu dengan alasan bahwa dia sudah dijodohkan oleh orangtuanya. Kasihan dengan Vyara, mereka berdua meminta Musa menemui Vyara untuk yang terakhir kalinya dan menjelaskan semuanya. Musapun berjanji untuk datang ke tempat yang sudah mereka tentukan. Tidak sanggup untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, Mely dan Sinta hanya bilang bahwa Musa akan menemuinya nanti malam. Vyarapun datang lebih awal ke tempat tersebut, namun sampai larut malam Musa tidak juga datang untuk menepati janji. Dan Vyara memutuskan untuk kembali ke hotel. Mely dan Sinta tentunya kecewa dengan sikap Musa yang tidak jantan itu. Akhirnya mereka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Vyarapun tak kuasa menahan tangisnya, dia sangat kecewe, sedih, sakit hati dan semua rasa bercampur dalam hatinya. Paginya mereka bertiga datang ke rumah Musa, dan sayangnya Vyara tidak dapat menemui Musa karena kini ia tinggal di rumah istrinya. Vyarapun hanya menitipkan kado yang berisikan kalung yang dulu ingin ia berikan pada Musa saat pertemuan pertamanya setelah mereka menjalin hubungan,diberikannya kado itu pada pembantu Musa. Tak ingin mengusik rumah tangga orang, Vyarapun memutuskan untuk pulang dengan rasa sakit di hatinya. Sejak itu hari-hari Vyara menjadi pilu, dia sama sekali tidak ada semangat untuk hidup. Di sekolahpun dia hanya melamun dan menangis karena rasa sakit yang teramat dalam. Begitu besar rasa cintanya pada Musa hingga sampai beberapa bulanpun dia belum bisa melupakan Musa. Bahkan dia masih sering menangis mengingat Musa. Untungnya walaupun masalah besar menimpanya dia bisa lulus ujian nasional.
Suatu ketika saat dia mengikuti tes di sebuah universitas di Jakarta, dia bertemu dengan seorang lelaki yang kebetulan adalah teman dari teman SMA nya. Dia bernama Luki mahasiswa semester 5 di universitas tersebut. Jelas sekali pria itu menyukai Vyara, karena dia sering menelphone Vyara dan mengajaknya jalan-jalan. Namun Vyara tidak pernah menanggapi ajakan itu, Vyara hanya menganggapnya seorang teman. Karena di hati Vyara masih ada Musa yang sangat ia cintai. Dan ternyata Vyara diterima di Universitas lain, namun tetap saja dari sekian banyak lelaki di kampusnya, tak ada satupun yang dapat memikat hatinya. Sampai pada suatu hari Vyara sering mendapat sms dan telephone yang mengatakan bahwa dia adalah teman dari Luki, laki-laki yang pernah menyukai Vyara di universitas sebelumnya. Karena orangnya asik, Vyarapun sering ngobrol dengannya namun hanya lewat telephone. Pria yang bernama Radit itu adalah mahasiswa semester 5 di universitas yang dulu Vyara pernah mengikuti tes disana. Kurang lebih tiga bulan mereka berteman lewat udara. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk kopi darat. Setelah mereka bertemu, mereka berbincang akrab. Dan karena mereka sama-sama sendiri, akhirnya mereka berdua mencoba untuk menjalin suatu hubungan. Vyarapun tidak menolaknya, karena Vyara merasa nyaman bersamanya, dan dia merasa cocok dengan Radit yang berkepribadian santai dan dewasa. Akhirnya sedikit demi sedikit Vyarapun mulai melupakan Musa dan menanam benih-benih cinta pada Radit. Vyara merasa Radit adalah pangeran yang dikirim oleh Tuhan untuk membantunya keluar dari kegelapan semenjak ditinggal menikah oleh Musa. Dia sangat berterimakasih atas kehadiran Radit dalam hidupnya. Karena hadirnya Radit mampu mengisi kekosongan hati Vyara dan menjadikan hari-harinya berwarna, kembali ceria seperti dulu. Kali ini Vyara sangat serius menjalani hubungan dengan Radit, meskipun usianya masih muda, namun Vyara berharap hubungan mereka akan sampai pada pernikahan. Karena Vyara sudah merasa lelah dan tidak ingin merasakan sakit hati lagi seperti yang dulu pernah ia alami ketika menjalin hubungan dengan Musa.
